Penembakan Masjid Selandia Baru
Alumni Jadi Korban Penembakan di Selandia Baru, Siswa dan Guru SMKN 4 Padang Gelar Doa Bersama
Zulfirman Syah yang menjadi seorang korban penembakan di Selandia Baru merupakan alumni SMKN 4 Padang, jurusan Seni Rupa.
Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Merinda Faradianti
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Zulfirman Syah yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru merupakan alumni SMKN 4 Padang, jurusan Seni Rupa.
Sekolah yang beralamat di Jl Raya Padang - Indarung, Cengkeh Nan XX, Lubuk Begalung, Kota Padang menjadi saksi perjalan hidup Zulfirman Syah.
Zulfirman Syah merupakan angkatan 94 dan tamat sekolah tahun 97. Di masa itu, sekolah bernama Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR).
• Ajak Masyarakat Peduli Sampah, Gubernur Sumbar Sampaikan Pesan Melalui Pantun
• Nasib Balita Keturunan Minang, Kaki dan Punggungnya Tertembak saat Serangan di Masjid Selandia Baru
Kepala SMKN 4 Padang, Taharuddin mengatakan, pihak sekolah sudah melakukan doa bersama meminta kesembuhan untuk Zulfirman Syah.
"Tadi pagi pukul 07.20 WIB kami guru-guru dan siswa lainnya melakukan doa bersama meminta kesembuhan untuk korban dan anaknya," kata Taharuddin kepada TribunPadang.com, Sabtu (16/3/2019),
Menurut Zirwen, seorang guru di sana yang juga senior korban, Zulfirman Syah merupakan orang yang baik hati dan taat beribadah.
Di ruang rapat SMKN 4 Padang, ia bercerita tentang juniornya saat bersekolah dulu.
"Saya memang tidak terlalu mengenal dekat, namun saya seniornya melihat dia anak yang baik dan taat. Orang tuanya juga ulama di Lapai," kata Zirwen.
• Peluru di Badan, Kaki dan Lengan, Zulfirman Syah Korban Penembakan New Zealand Jalani Operasi Kedua
• Ada Warga Padang yang Jadi Korban Penembakan di Selandia Baru, Begini Respon Gubernur Sumbar
Zirwen mengatakan Zulfirman Syah yang biasa dipanggil Panjul, setelah tamat SMK langsung kuliah di ISI Yogyakarta dan menikah di sana.
"Istrinya orang bule, sudah mualaf. Panjul sudah menikah di sana.
Panjul itu biasa dipanggil urang surau. Pembawaannya yang tenang dan pendiam menjadikan orang segan padanya," lanjutnya.
Tahun 2015 adalah terakhir kali Zirwen bertemu dengan Zulfirman Syah.
Ketika terjadi tragedi penembakan di masjid Selandia Baru itu, Zirwen mendapat kabar dari teman di Yogyakarta.
• Tewaskan 49 Orang, Teroris Penembak 2 Masjid di Selandia Baru Langsung Diadili
• Istri Tengah Hamil Tua, Oknum Caleg Cabuli Anak Kandung di Pasaman Barat Sumbar
Muharyadi guru seni rupa yang juga pernah mengajar Zulfirman Syah saat masih bersekolah, membenarkan bahwa korban adalah orang yang bertalenta.
"Ia aset bagi sekolah dan perkembangan seni rupa. Saya pernah mengajar Zul sampai ia tamat, Zul anak yang baik, dan sangat bertalenta," kata Muharyadi.
Selain itu, guru-guru di SMKN 4 Padang yang pernah kenal dengan Zulfirman Syah sangat mengutuk tragedi penembakan di Selandia Baru tersebut.
Zulfirman Syah, seniman asal Padang, Sumbar, yang menjadi korban penembakan masjid di New Zealand menjalani operasi kedua pada Sabtu (16/3/2019).
Zulfirman Syah mendapat beberapa tembakan, dan sejumlah peluru bersarang di tubuh korban.
• Keluarga di Padang Ingin Jenguk Zulfirman Syah ke Selandia Baru, Berharap Difasilitasi Pemerintah
• Sebelum Tertembak di Masjid Selandia Baru, Zulfirman Syah Sempat Chatingan dengan Kakaknya di Padang
Operasi pertama telah dilakukan pada Jumat (15/3/2019). Kini dilakukan operasi lanjutan untuk mengeluarkan sisi peluru di tubuh Zulfirman Syah.
“Ia sekarang masih menjalani proses operasi di ruang operasi,” kata Handra Yaspita, kakak kandung Zulfirman Syah saat ditemui TribunPadang.com di kediamannya di Kampung Lapai, Nanggalo, Kota Padang, Sabtu siang.
Dia berharap, operasi kedua yang dijalani adiknya berhasil. “Saya berdoa, mudah-mudahan berhasil,” harapnya.
Sebelum menjalani operasi kedua, Sabtu pagi Zulfirman Syah sempar sadar.
Bahkan ia juga sempat berkomunikasi dengan istrinya, Alta Marie.
"Saat itu kondisinya masih lemah dan masih bleng," katanya setelah mendapat kabar dari istri Zulfirman Syah.
Operasi kedua ini harus dijalani oleh Zulfirman Syah, mengingat banyak peluru menghunus ke tubuh pria kelahiran Padang, 15 November 1978 itu.
• Jadwal Pemadaman Listrik di Padang dan Sekitarnya, Sabtu 16 Maret 2019 dari Pagi hingga Sore
• Promo Tiket Nonton Tix ID Hari Ini, Semua Film Diskon 50 Persen, Ada Dilan 1991 dan Captain Marvel
Namun Handra Yaspita tak mengetahui secara pasti berapa jumlah timah panas itu bersarang di tubuh adiknya.
"Tapi ada peluru di badan, di kaki, di lengan. Tapi alhamdulillah tidak ada di kepala," katanya.
Keluarga di Padang, kata dia, sangat khawatir dengan kondisi Zulfirman Syah.
Mereka berharap, ada satu orang perwakilan yang berangkat ke New Zealand untuk melihat langsung kondisi Zulfirman Syah.
"Harapannya sudah kita sampaikan Kedubes Bapak Tantowi Yahya," ujarnya.
Rasanya, kata dia, kurang puas jika hanya mendengar kabar dari istrinya saja.
"Bagiamana caranya, apa saja yang dipersiapkan? Dan, saya juga memohon ke pemerintah bantuannya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, saat aksi penembakan di Masjid Selandia Baru, Zulfirman Syah, seniman asal Padang Sumbar, saat bersama anaknya, Jumat (15/3/2019).
Anaknya laki-lakinya yang masih balita, ikut tertembak saat salat Jumat di Pusat Islam Linwood di Christchurch, Selandia Baru.
“Kabar dari istrinya, anaknya tertembak bagian kaki,” kata Ismed Sajo, teman dekat Zulfirman Syah kepada TribunPadang.com, Jumat (15/3/2019).
Ismed Sajo dan Zulfirman Syah juga tergabung dalam Komunitas Sakato, komunitas seniman Minang di Jogjakarta.
Anak balita Zulfirman, kata Ismed selamat dan menjalani perawatan di rumah sakit.
Sedangkan Zulfirman Syah, baru selesai menjalani operasi. Zulfirman mengalami luka tembak di dad.
“Kata istrinya tadi paru-parunya bocor karena beberapa tembakan. Tapi baru selesai operasi. Sekarang masih koma,” kata dia.
Istri Zulfirman Syah, Alta Marie melalui akun facebook-nya, juga menyampaikan bahwa suami dan anaknya ikut tertembak.
Zulfirmansyah tertembak di bagian paru-parunya. Sedangkan anaknya tertembak di kaki bagian belakang.
Dia menyebut, bahwa suami dan anaknya masih hidup setelah penembakan di Pusat Islam Linwood di Christchurch, Selandia Baru.
Dia juga menerangkan bahwa mereka baru tinggal di 2 bulan di Selandia Baru. Anaknya tersebut mengalami trauma.
“Suami saya Zulfirman Syah dan anak keduanya hidup, tapi terluka.
Kedua tembakan dalam serangan hari ini di pusat islam linwood di christchurch, Selandia Baru (di mana kami baru saja pindah 2 bulan yang lalu).
Suami saya, jul, ditembak di beberapa tempat dan memiliki pembuangan di paru-parunya (dari apa yang saya dengar) meskipun saya belum melihat dia sejak dia telah di operasi.
Aku baru bertemu dengan anak laki-laki saya, yang memiliki luka tembak di kaki dan belakang.
Dia trauma, tapi kita semua hidup. Terima kasih atas doa dan pesan-pesan kekhawatiran anda,” tulis istri Zulfirman Syah melalui akun facebook Alta Marie, Jumat siang.(*)