Kaos Bertuliskan Plesetan Khas Minang Jadi Andalan Tangkelek untuk Pencari Oleh-oleh
Tangkelek merupakan produk lokal minang pertama berkonsep distro, dan sudah berkembang menjadi clothing.
Penulis: Nadia Nazar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Nadia Nazar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Siapa yang tidak kenal brand Tangkelek?
Tangkelek merupakan produk lokal minang pertama berkonsep distro, dan sudah berkembang menjadi clothing.
Pengelola Tangkelek Rori Aroka Rusji kepada TribunPadang.com, mengatakan Tangkelek mengusung konsep kearifan lokal lewat kalimat atau pepatah berbahasa Minangkabau dalam produknya.
"Dan pepatah tersebut selalu diselipkan dengan kocak," tambah Rori.
Rori mengatakan beberapa kalimat plesetan yang sudah lumrah di kalangan masyarakat jadi ciri khas.
Misalnya saja, semboyan dari toko dulu pernah bertuliskan "Hari ini mambali ndak mambali buliah caliak caliak ka dalam (Hari ini beli gak beli boleh lihat-lihat ke dalam)".
"Sekarang sudah ada parkir, otomatis sudah bayar parkir, gak gratis lagi," katanya sambil tertawa.
• PROMO TIX ID Akhir Maret, Diskon 50% Tiket Nonton Bioskop Film Disneys Dumbo & My Stupid Boss 2
• Cerita di Balik Nama Tangkelek 187,Clothing Pertama di Padang Memiliki 7 Cabang di Sumatera Barat
Rori juga mengatakan desain tulisan tangkelek tidak pernah membuat menggunakan kata-kata kasar.
"Etika masih kami jaga, sampai sekarang belum pernah tulisan seperti itu, kalera aja belum pernah, tulisan ang bisa diitung. Paling kasar mungkin kata paja," tuturnya.
Rori bercerita bahkan ada pelanggan yang datang ke sini hanya sekedar untuk membaca desain tulisan terbaru dari mereka
"Udah selesai mereka ketawa-tawa, mereka pulang. Ya ga papa, sekalian promosi juga kan," cerita pria berumur 30 tahun ini.

Meski mengusung konsep tradisional, desain Tangkelek tak bisa bisa dibilang jadul.
Mereka memainkan konsep tersebut dengan grafis kekinian sehingga mampu menarik minat kaum milenial.
Rori menjelaskan untuk target pasar mereka adalah para perantau yang mencari oleh-oleh unik saat pulang ke Ranah Minang.