Penembakan Masjid Selandia Baru

Pemilik Toko yang Menjual Senjata kepada Pelaku Teror Menolak untuk Disalahkan

Toko senjata yang mengaku menjual senjata kepada pelaku teror penembakan di dua masjid di Selandia Baru,

Editor: Emil Mahmud
Ist/tribunnews
Senjata Brenton Tarrant daat tembak Masjid di Selandia Baru. 

TRIBUNPADANG,COM, CHRISTCHURCH - Toko senjata yang mengaku menjual senjata kepada pelaku teror penembakan di dua masjid di Selandia Baru, menolak turut disalahkan dalam insiden itu.

Pelaku teror penembakan di dua masjid di Selandia Baru disebut memperoleh lisensi kepemilikan senjata kategori A pada November 2017 dan mulai membeli lima senjata api yang digunakan dalam serangan pada bulan berikutnya.

David Tipple, direktur sekaligus pemilik toko Gun City, salah satu toko senjata di Selandia Baru, membenarkan pihaknya telah menjual empat senjata dan juga amunisi kepada seseorang yang diduga sebagai pelaku teror.

"Kami tidak mendeteksi adanya hal yang tidak biasa dari pemegang lisensi ini," kata Tipple dalam konferensi pers di Christchurch.

Brenton Tarrant (28), pria asal Australia yang disebut sebagai pelaku penembakan brutal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Brenton Tarrant (28), pria asal Australia yang disebut sebagai pelaku penembakan brutal di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). (ISTIMEWA via wartakotalive.com)

Dia juga menolak menjawab pertanyaan langsung yang diajukan wartawan mengenai penggunaan senjata api yang telah terjual dari tokonya.

Menurutnya, saat ini bukan saatnya memperdebatkan tentang hal itu.

Ditanyai apakah dia merasa turut bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 50 orang tersebut, Tipple menjawab, "Tidak, saya tidak merasa."

Dia juga menambahkan pihaknya akan terus berbisnis di bidang penjualan senjata dan akan menjual senjata kepada siapa pun dengan lisensi yang sama dengan yang dimiliki pelaku teror.

Berikut Para Korban Penembakan Brutal Teroris di Dua Masjid Christchurch, Selandia Baru, Jumat Lalu

"Itu menjadi tanggung jawab pihak kepolisian untuk memeriksa aplikasi lisensi senjata api," ujar Tipple.

Dilansir AFP, sebuah data statistik terbaru menunjukkan bahwa kepolisian telah menyetujui 99,6 persen dari hampir 45.000 permohonan kepemilikan senjata pada 2017, tahun di mana tersangka teror menerima lisensinya.

Selain itu, Tipple menegaskan bahwa senjata semi-otomatis gaya militer (MSSA) yang terlihat digunakan pelaku penembakan tidak berasal dari tokonya. "Kami tidak menjual senapan yang dia gunakan dalam insiden itu.

Saya telah menonton videonya, saya melihat senjata itu, dan saya tahu pasti dari mana asalnya, seandainya senjata itu memiliki nomor seri seperti yang saya kira. Dan itu bukan dari toko yang berafiliasi dengan Gun City," ujarnya.

Pahlawan yang Kejar Penembak Masjid Selandia Baru Itu Bernama Abdul Aziz

Tipple mengatakan, tokonya telah mencatat seluruh penjualan senjatanya dan menyerahkan rincian lengkap kepada polisi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjual Senjata kepada Pelaku Teror di Selandia Baru Menolak Disalahkan"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved